Tertuduh Sukses

Tertuduh Sukses

As a Sutradara

/10 533 Views No Comments

Overview

Wulan(20th) sudah berhasil mewujudkan impiannya. Saat ini dia tergabung dalam sebuah serial tevisi sebagai peran pembantu dalam sinetron tersebut. Orang tua Wulan dan para tetangga heboh. Mereka bangga karena ada putri daerah yang bisa masuk dalam jajaran artis nasional. Bahkan setiap malam di rumah orang tua Wulan para warga mengadakan nonton bareng sinetron “Dunia Kebolak-Balik”

Untuk menunjang penampilan dan gengsinya, Wulan membeli baju-baju mahal dan memaksakan kredit mobil. Seperti halnya artis artis lainnya, Wulan juga sangat aktif di sosial media. Dia sering mengunggah foto dirinya saat melakukan aktfitas syuting.

Seiring berjalannya waktu, orang tua Wulan, Pak Raden(50th) dan Ibu Sekar(40th) yang tadinya hanya petani biasa kini naik derajatnya. Keluarga mereka tertuduh punya banyak uang karena anaknya sudah jadi artis sinetron. Para tetangga silih berganti datang untuk meminjam uang.

Pak Raden gengsi kalau tidak bisa meminjamkan uang, padahal selama ini anaknya belum mengirim uang karena memang honornya baru sebagian kecil dibayar (biasa, kayak sinetron stripping sekarang). Untuk menjaga nama baik keluarga, terlebih nama baik anaknya, Pak Raden memaksakan diri untuk tetap memberi pinjaman hutang ke para tetangga. Dia rela menjual sawah, hewan ternak, tempat tidur, hingga sebagian tanah di belakang rumah yang ada sumurnya.

Ibu Sekar selalu menentang perbuatan suaminya, berulangkali dirinya sudah memperingatkan suaminya agar bicara jujur kalau mereka tidak punya uang, namun Pak Raden tetap kekeuh untuk menjaga nama baik anaknya yang sudah tertuduh sukses.

Wulan yang honornya tidak juga turun protes pada unit manager syuting. Kerja siang malam tapi honor belum turun juga. Karena keseringan protes, Produser mengambil langkah untuk menghilangkan tokoh Wulan dalam sinetron Dunia Kebolak-Balik.

Beberapa hari tidak ada panggilan syuting, Wulan bertanya-tanya hingga akhirnya dia dapat informasi kalau tokohnya dihilangkan. Shiela menjadi pengangguran. Untuk bertahan hidup, Wulan berhutang pada teman-teman artisnya.

Karena sama sekali tidak ada pemasukan, Wulan merasa kehidupan di Jakarta sudah mulai tidak bersahabat. Tagihan sewa rumah dan biaya hidup semakin mahal. Beberapa teman artis yang dihutanginya, mulai menagih. Wulan semakin bingung ketika tahu Production House yang membuat sinetronnya, bangkrut dan tutup.

Wulan yang sudah tidak punya uang memutuskan untuk pulang kampung. Mengetahui anaknya akan pulang, Pak Raden dan warga senang. Mereka mengadakan penyambutan meriah. Wulan kikuk dan bingung menghadapi situasi tersebut. Dia tidak tega bicara yang sejujurnya pada kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya datang dua orang debt colector yang mengambil mobil Wulan.

Pak Raden yang kini tidak punya apa-apa lagi karena semua hartanya sudah dijual dan digadaikan memutuskan untuk menagih semua piutangnya. Namun semua orang yang ditagih punya seribu alasan untuk tidak bisa membayar hutang.

Dalam keadaan tidak punya uang, datang seseorang yang mau hutang lagi, karena Pak Raden sudah berjanji untuk menghutangi. Pak Raden hanya bisa mengambil golok dari dapur untuk mengusir orang itu.

Leave us a comment

comment