Meskipun para pemainnya disebut seni peran, namun Film dan Pementasan Teater bukan merupakan sebuah karya seni. Kecuali apabila keduanya memang di rencanakan untuk di berikan kandungan kesenian di dalamnya. Musik merupakan bentukk elemen seni, namun apabila sudah masuk ke dalam bagian film dan teater, music itu sendiri sudah tidak lagi menjadi elemen seni. Mengapa demikian? Berikut pemaparannya.
Definisi Seni menurut Aristoteles, Seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam. Sedangkan Seni menurut Ki Hajar Dewantara, merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
Masih banyak lagi definisi seni dari berbagai ahli, namun tidak satupun penjabarannya yang menggambarkan bahwa Film & Teater merupakan karya seni. Lantas kalau demikian definisinya, Film & Teater itu apa?
Apakah anda masih ingat dengan Film Rambo? Sebagian pasti masih Ingat, atau yang akrab di rumah-rumah kita dulu, Si Doel Anak Sekolahan, atau bahkan yang paling akrab lagi, Serial Si Unyil.
Rambo adalah film tentang seorang tentara yang bisa melawan semua pasukan Vietnam seorang diri, super jago dan super terlatih. Dari film Rambo ini, bagian mana yang bisa disebut Seni? Adegan bom-boman, tembak-tembakan atau bagian yang mana? Dimana unsur seninya dalam film itu? Tidakada. Apalagi yang kalau kita tonton film-film karya Quentin Tarantino, banyak adegan potong tangan, darah muncrat kemana-mana, dan super sadis. Seni macam apa yang mau ditampilkan dalam adegan-adegan itu? Tidak ada.
Kalau Pementasan Teater, sederhananya saja, Pementasan Gatot Kaca Stres yang baru saja kita jalani bersama, dimana unsur seninya? Kalaupun ada sangat tipis sekali melihat penampilan kita saat itu. Namun, proses mencapai keberhasilan pementasan itulah yang mungkin menjadi seni tersendiri bagi tiap-tiap orang yang terlibat.
Musik yang aslinya merupakan sebuah karya seni, ketika masuk ke dalam film atau pementasan teater, jadi berubah fungsinya bukan karya seni lagi, namun sebagai alat untuk mendramatisir suasana yang dibangun dalam film atau teater tersebut.
Namun dari Film Rambo, kita tau bahwa tentara-tentara Amerika itu hebat-hebat dan sangat terlatih. Dari film Rambo kita tau tentang teknologi militer mereka kala itu. Dengan Film Si Doel kita jadi tau budaya dan kebiasaan orang betawi. Dengan Film Ayat-Ayat Cinta, Poligami tidak lagi menjadi topik yang tabu untuk dibahas di masyarakat kita.
Kesimpulan cepatnya, keduanya adalah alat komunikasi. Amerika menggunakan film Rambo untuk unjuk kemampuan atau bahkan untuk proganda kekuatan militer. Di Pentas Gatot Kaca Stress, semua pemainnya menyampaikan pesannya masing-masing sesuai bidangnya. Pementasan itu menjadi alat komunikasi yang pas bagi semua pemainnya.
Namun sebagai alat komunkasi, Film dan Teater memiliki kelebihan dari media atau alat-alat komunikasi yang lain yang kita kenal. Saat kita mendengar theme song Si Unyil, pasti kita langsung ingat dengan unyil dan teman-temannya termasuk pak ogah. Ketika kita mendengar theme song Si Doel, kita langsung teringat wajah Rano Karno & Benyamin S dalam benak kita. Langsung ingat. Kenapa begitu kuat? Karena ternyata Film itu adalah alat komukasi yang langsung menempatkan informasinya pada otak kanan kita.
Sebagaimana kita ketahui bersama, otak kanan merupakan bagian yang menyimpan ingatan jangka panjang, menyukai warna warni, bentuk-bentuk melengkung dan alunan lagu. Banyak teknik yang diajarka saat ini menggunakan tautan-tautan gambar atau bentuk lain yang unik untuk dapat menempatkan informasi itu ke otak kanan kita. Di Film & Teater tidak perlu, karena film itu sendiri sudah memiliki semua elemen yang memadai untuk dapat diterima di otak kanan kita. Musiknya bahkan dapat menjangkau perasaan-perasan yang tidak bisa dijangkau oleh gambar. Apakah kita dapat mengingat isi majalah yang kita baca beberapa hari lalu? Sepertinya tidak. Namun kita akan selalu ingat kelucuan Mas Fay dalam Gatot Kaca Stress, Kita akan selalu ingat gaya berjalan si Unyil seketika mendengar lagu si unyil, atau bahkan kita akan selalu ingat jenis panah dan pisau yang digunakan oleh Rambo, ketika mendengar kata Rambo. Itulah kekuatan alat komunikasi ini.
Kesimpulan yang ingin saya sampaikan disini, bahwa Film & Pementasan Teater bukanlah karya seni, tapi sebuah alat komunikasi. Jadi kalau kita mau menyampaikan suatu pesan ke target audience dan diingat selamanya, BUATLAH FILM ATAU PEMENTASAN TEATER.